Sabtu, 06 Juni 2020

My Journey My Adventure

Terlahir dari keluarga sederhana, hidup di desa dengan segala kenyamanannya membuatku mengerti indahnya kehidupan dalam kesederhanaan. 

Dibesarkan di Kota Kecil, yaitu Kediri. Eh, akan tetapi aku besar di suatu desa kecil di Kabupaten Kediri, bukan Kota Kediri. Inilah aku Irfiana Tri Anggraini. Ayah Ibuku sangat luar biasa, dengan segala kesibukannya tetapi anak tetap nomor satu. Walaupun beliau bukan termasuk golongan anak beruntung yang bisa sekolah sampai tingkat yang tinggi karena masalah biaya, akan tetapi beliau berdua mempunyai cita-cita untuk anaknya nanti bisa beruntung dan bersekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Prinsipnya "Gakpapa kita yang nggak bisa sekolah sampai kuliah, tetapi anak anakku dengan jerih payahku kita mempunyai mimpi anak mendapatkan yang terbaik dan bisa mempunyai kehidupan yg lebih baik dari orang tuanya. Betapa mulia peran orang tua yang MasyaAlloh aku sangat luv banget. Berkat mereka, aku jadi terotomatisasi untuk memaknai segala hal yang tidak sengaja aku temui di tempat-tempat yang aku lewati atau kunjungi.

Betapa ayah-ayah di luar sana yang rela membanting tulang untuk mendapatkan uang memenuhi kebutuhan keluarganya, mulai dari yang kerja ke sawah, mencangkul, menanam padi, merasakan panasnya terik matahari. Mereka yang mungkin kerja di pabrik, harus menghirup bau tembakau, bau limbah tebu, atau bahkan menjadi kuli angkut barang. Mereka yang mungkin menjadi sopir, tidak pernah di rumah, belum lagi masalah kalo truknya rusak, bannya pecah dsb. Ya Alloh... Aku percaya bahwa Engkaulah Maha Adil, maha Pemberi Rizki, engkau mencukupkan kebutuhan mereka dengan jalan yang bermacam macam. Bentuk kerja keras mereka yang disyukuri membuatMu semakin ingin menambah rezekinya. Semangat untuk Ayah ayah di luar sana, jasamu akan selalu dikenang oleh anak-anakmu. Semoga engkau tidak menyesal dan lelah menjadi ayah. Ayahku... Sosok yang kocak, yang multitalent, sabar, penolong dsb. Multitalent, karena semua hal bisa dikerjakan. Mulai dari memperbaiki motor, membuat meja, memperbaiki listrik,lampu,mesin cuci,mobil, selang air, bikin kandang kelinci, kandang burung, dan maaaasih banyak lagi. Sosok yang selalu aku kagumi. Saat aku ada ujian elektro di SMA, aku diajarkan bagaimana arus ini bisa mengalir sehingga menyalakan lampu sein wkwkw.. Beliau bersama ibuku yang setiap malam dari aku kecil selalu mengajariku membaca, menulis, mengaji dan berhitung. Membuat otak ini semakin terasah dan berani untuk memiliki mimpi yang besar sampai saat ini. 

Kemudian Ibu. Yang selalu menjadi support system disaat ayah banyak diamnya. Di keluargaku, ibu yang paling speak up. Beliau yang selalu  memberi nasihat dan wejangan, tapi aku percaya, di balik diamnya Ayah terdapat kekhawatiran yang amat besar terhadap anak perempuannya ini. Aku terlahir sebagai anak ketiga dari 4 bersaudara. 2 kakakku laki2, dan adik perempuan. Walaupun ayah diam, tapi beliau sosok yang tegas. Dan ternytaa kolaborasi mereka berdua menciptakan harmonisasi yang uwuuu, dan doa mereka berdua menjadikan anak-anaknya lancar kesemuanya. Mereka berdua selalu kompak dalam pengambilan keputusan, dan saling mempertimbangkan satu sama lain. Hal tersebut yang ingin selalu aku contoh, kisah kasih, saling sayang, saling mengerti dll. Ibu ku sosok yang sangat sabar sekali, peduli, perhatian, sayang, murah senyum, baik hati, suka berbagi. Dari ibuku, aku belajar untuk menjadi perempuan yang cakap dalam berbagai hal, mulai dari memasak, mengajari ngaji dan materi sekolah, serta perempuan yang menurutnya "Berbagi" adalah hal yang harus. Kata beliau "buat apa hidup di dunia kalo tidak dimanfaatkan dengan baik. Kita hidup di dunia hanya sementara. Kemudian tentang rezeki, semua rezeki Alloh sudah atur. Mau sedikit atau banyak, berbagilah dan bersyukurlah." dan benar saja, menurut Beliau sudah menjadi rahasia hidup tenang ketika mau berbagi. Dan katanya shodaqoh itu penolak musibah. Dalam satu hari Alloh tidak akan menurunkan musibah yang ada di dalamnya orang itu melakukan shodaqoh.

Akan panjang jika aku menceritakan mereka berdua, karena mereka orang tua ku adalah sosok yang luar biasa. Sampai saat ini mimpi untuk membahagiakan mereka dan mencari keridhoan Alloh adalah satu satunya yang aku pegang, dan satu satunya yang menjadi dasar mengapa aku harus berusaha lebih keras dan memberikan yang terbaik. Tidak ada alasan lain selain itu
Aku sayang ayah Ibuku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar