Jumat, 28 Agustus 2015

Usaha Yang Terjawabkan




            Setelah satu bulan menunggu, berdoa dan pasrah. Akhirnya hari ini adalah pengumuman usahaku selama ini. Pengumuman SBMPTN 9 Juli 2015. Hari ini adalah momen2 puasa ramadhan juga, jadi pas ada ngaji di pondok. Semua teman2ku pada menanyakan bagaimana hasilnya. Namun, pengumuman masih jam 5. Akhirnya setelah magrib, aku bertekad untuk membukanya di rumah bersama keluargaku. Namun, teman2ku mengoyok2 untuk membukanya sekarang, sampai ada yang bilang. “ndang mbak pi ndang dibukak. Tak ewangi bengok to ngko” , “ndang fi, ho’oh tak ewangi mbengok ngko”. Semua teman2 ikut penasaran. Akhirnya karena oyok2an dari temen2, aku akhirnya membukanya. Koneksi lemot banget. Sabar ya teman-teman. Namun, aku agak kelupaan berapa nomor pendaftaranku. Tapi setelah aku inget-inget ternyata bisa login. Akhirnya muncullah pengumuman … jeeenggggg”
            Bersyukur harus. Itu pilihan ketigaku. Hehhee… pilihan pertama dan kedua ternyata enggak lolos. Mungkin memang ini yang terbaik untukku, menjalani hidup 4 tahun ke depan di kota Malang. Sampek di rumah, aku berpura-pura belum membukanya. Trus aku membuka sambil dilihat sekeluarga. Dan hasilnya itu. Hahhaaaa aku teriak. Wkkwkk namun, ternyata orang tua tetep menyemangati, mungkin memang iku sing terbaik, sing dipilihne Alloh. Bapakku pun dengan semanatnya pergi tarawih ke masjid. Bertanya-tanya tentang UB itu template sing ndi. Wkwkkwkkk duuuhhh2 dan ibukku pun menelpon saudaraku yang anaknya ada di UM malang. Menanyakan tentang kos dan mbayar2nya.
            6 hari lagi adalah pengumuman UTUL UGM 2015, 15 Juli 2015, 3 hari menjelang hari raya Idul Fitri. Aku gak terlalu ada semangat buat mbuka ni pengumuman dan gak tau juga jam berapa pengumumannya. Namun, setelah teman2ku pada nanya gimana hasilnya, berarti pengumuman udah keluar, akhirnya aku memberanikan diri untuk membukanya. Dan hasilnyaa….
            Aku bersyukuuur banget. Alloh makasih ya Alloh. Perjuanganku tidak sia-sia. SNMPTN Gagal! SBMPTN Lolos! UTUL UGM lolos! Alhamdulillah ya Alloh. Jangan berhenti berjuang, sebelum apa yang kamu impikan bisa tercapai J Keep fighting kawan J.

Perjuangan Kedua



Kebetulan 5 hari setelah SBM, 14 Juni 2015 ada tes mandirinya UGM. Aku bersama teman-temanku banyak banget mengikuti tes ini. Untuk jaga-jaga ketika tidak lolos SBM. Dengan berbekal tekad dan keberanian, dengan sisa-sisa memory belajar SBM, aku berangkat untuk menghadapi perjuanganku yang kedua dalam meraih perguruan tinggi yang aku inginkan. Lokasi tesku di Sekolah Vokasi Teknik Mesin UGM. Di ruangan ini, terdapat 20 anak dari berbagai kota yang menaruh harapan besar dalam mencapai keberhasilan masuk UGM. Setelah tes, aku dan teman-teman dari MAN 3 Kediri berkumpul bersama kakak tingkat di Masjid Kampus UGM. Disini sambil sharing-sharing dengan teman2 dan mengabadikan momen2 indah di maskam.
            Hingga setelah magrib, aku bersama kedua temanku berjalan dari masjid ke kos. Lumayan jauh banget. Dengan ditemani berhembusnya angin dingin di malam hari, kita menyusuri sebagian kecil lingkungan UGM. Kamipun capek dan akan pulang besok paginya.

Seputar Perjuangan SBMPTN 2015


            Gagal menembus SNMPTN tidak membuatku harus berhenti untuk berjuang. Hidup ini adalah berjuang. Dimana, jika kita kepengen bias sukses, kita tak lepas dari kata “berjuang”. Berjuang memang berat, apalagi harus belajar menyelesaikan soal2 SBMPTN yang sangat keren-keren dan jadi momok. Namun, hal ini bukan untuk dihindari, tapi untuk dihadapi. Aku punya mimpi, dan aku harus berusaha mewujudkannya. Selain bisa membanggakan kedua orang tua ketika berhasil, akupun ingin berhasil dengan jerih payahku dan usaha mempersiapkan diri buat SBM selama sebulan ini.
            Hari itu tanggal 9 Mei adalah hari pengumuman SNMPTN, yaitu masuk perguruan tinggi dengan hanya menyeleksi lewat rapot dan kejuaraan2. Aku memang tidak terlalu berharap disini, Namun ketika hari itu tiba dan aku dinyatakan tidak lulus. Akupun sempat menangis dan menyesali. Wkwkkkwkkwk tapi ya sudahlah semua udah terjadi dan tidak bisa terulang kembali. SNMPTN GAGAL!!!
            Aku sempat down. Namun, banyak motivasi dari temen2 dan orangtua. Mereka bilang bahwa ini bukanlah segalanya, masih ada seleksi tulis dan jalur mandiri. Disitu kamu akan lebih bisa merasakan nikmatnya perjuangan. Dan jika dari awal kamu udah dilatih untuk berjuang, maka kamu akan terlatih dan bisa mengalahkan teman2mu yang lolos lewat jaur SNMPTN. Jangan terlalu lama menyesali sesuatu yang telah terjadi. Ayo bangkit! Satu bulan lagi kemampuanmu dan ilmumu belajar selama 3 tahun di SMA akan diuji. Persiapkan mulai sekarang. Tidak ada waktu lagi untuk berkata MALAS ataupun NANTI AJA, jika kamu tidak mau menerima kegagalan untuk kedua kalinya.
            Aku mulai mempersiapkan segala hal soal2 tentang SBM, dan meminta penjelasan kepada teman yang lebih menguasai di bidang pelajaran itu. Teman2 saling belajar dan saling membantu satu sama lain. Bangga sama kalian J Kebahagiaan SMA yang belum tentu bisa kita dapat lagi di jenjang selanjutnya. SMA SMA masa yang keren banget deh. Apalagi kalau ada sang motivator sekelas. Wkwkkwkkw kita semua saling menyemangati dan memotivasi. Meyakinkan kepada semua, bahwa ini bukan akhir dari segalanya.
            Satu bulan berlalu. Tanggal yang ditunggu-tunggu pun datang 9 JUNI 2015. Suatu tanggal yang menegangkan, menakutkan. Siap tidak siap kita akan menghadapinya. Jauh sebelum hari H semuanya pada minta maaf dan memohon do’a. semoga diberi kelancaran dan dapat masuk ke PTN yang diinginkan.
            Dengan berbekal kertas tiket kereta api berwarna biru. Aku memulai perjalanan menuju kota perantauan.wkwkwkwkk untuk tes SBMPTN. Aku memilih tes di jogja, kenapa? Bukan karena pilihanku tidak ada yang di Jawa Timur, sehingga aku harus ke Jawa Tengah. Bukan. Karena selain aku akan tes, aku juga kepengen mengunjuungi kota yang aku impikan selama ini. Kota perjuangan dan terdapat salah satu universitas yang paling aku damba-dambakan. UGM. Aku berangkat bersama temen seperjuanganku, yang 2 tahun penuh menjadi teman sebangkuku, Ditha Rizky.
            Perjalanan ini merupakan pertama kalinya akuu naik kereta api. PERTAMA KALINYA. Ya’ pertama kalinya. Aku seneng banget, momen2 SBMku kujadikan awal kalinya aku naik kereta api. Heheheee karena merasa terlalu setrong, aku gak mau dibawain bekal sama ibuk, hahahaa saking terlalu senengnya bisa naik kereta api. Wahhhhh2 ternyata perjalanan ke jogja memakan waktu hampir 5 jam. Aku kelaparan. Wkwkwkwk akhirnya beli nasi goring yang ditawarkan oleh petugas makanan. Wkwkkw wewww betapa terkejutnya aku. Harganya 18000. Hwahahahaaaa… yasudah gpp dibuat pengalaman.
            Di perjalanan, ternyata samping dan depan kursiku adalah kumpulan anak SMADA yang udah ketrima di UGM lewat jalur SNMPTN, mereka ke jogja mau ada tes Toefl sama ada acara penyambutan dari kakak tingkat untuk anak yang lolos SNMPTN. Mereka ngobrol2 di dalam kereta, ketawa-ketawa. Aku dan ditha hanya bisa terdiam, melihat-lihat kembali kumpulan soal-soal, belajar (walaupun sekedar membaca sekilas). Pernah terbesit di fikiranku, enak ya mereka yang udah lolos SNMPTN, gak perlu belajar SBM. Tapi gak papa lah, Alloh memang menghendakiku untuk belajar, bersabar dan berjuang kembali.
            5 jam berlalu. Aku tak menyangka. Aku udah menginjakkan bumi Jogja. BUMI JOGJA iyaaa bumi jogja. #lebay . aku keluar dari kereta membawa koper bawaan dan tas ransel berisi buku2 kumpulan soal SBMPTN. Akupun menunggu mbak Heni yang akan menjemputku untuk menginap di kosnya selama 7hari terakhir ini. Aku nyampek hari minggu malam, dan tes SBMku hari selasa pagi.
            Tiba saatnya hari selasa. Aku berangkat berbekal tawakkal kepada Alloh dan do’a kedua orangtua.
 Kuserahkan semuanya kepada Alloh. Aku tes di Fakultas Geografi ruang D104. Disini ruang ini aku akan mengerahkan semua persiapan materi-materi yang sudah aku pelajari, dengan kerja payahku sendiri. Tes SBM pun selesai. Leher rasanya kaku, karena terlalu lama nunduk melihat soal. Rasa lega terasa. aku memutuskan untuk beristirahat sejenak di luar, memulihkan leher yang lumayan sakit ini. Sakiiit.wkkwkk
           

Selasa, 10 Februari 2015

Apa sih yang bikin kita termotivasi?



Kamu pernah nggak sih ngerasa harus banget belajar... tapi kok rasanya maleees banget buat mulai? Atau sebaliknya, kamu pernah nggak sih, tiba-tiba pengen aja belajar sesuatu tanpa harus disuruh sama siapapun? Sebenernya dari mana sih sumber motivasi kita supaya kita mau belajar?

Di tulisan ini, Aku mau ceritain apa sih yang bikin seseorang itu bisa termotivasi untuk melakukan sesuatu, termasuk termotivasi untuk belajar. Sebenernya, motivasi yang bagus itu bisa muncul dari dalam tanpa perlu ada dorongan dari luar untuk melakukan itu. Tapi, masih banyak orang yang berpikir kalau motivasi harus dateng dari luar. Coba aja kamu perhatiin, berapa banyak temen-temen kamu yang suka ngomong gini:
“Aku ngerasa kekurangan motivasi nih”
“Kakamu Aku dikasih duit buat belajar, Aku semangat deh belajarnya”

“Pacar Aku harusnya lebih memotivasi Aku buat belajar nih”

“Bokap dan nyokap Aku nggak nyuruh Aku belajar sih, Aku jadi main mulu deh”

“Lagi nggak ada PR, males banget belajar kakamu nggak ada PR”

“Ulangan masih lama, jadi males deh belajarnya. Nanti aja pas mau ulangan baru belajar"

Kebanyakan orang berpikir kalau kita cuma bisa termotivasi dengan adanya dorongan dari luar. Contohnya seperti yang disebutin di atas; Mulai dari hadiah, diingetin pacar, diingetin sama orang tua buat belajar, dikasih PR, dipaksa belajar supaya nilai ulangan bagus, dll. Sebenernya, yang namanya motivasi belajar itu nggak harus dateng dari hal-hal kayak gitu. Justru kalau kita terbiasa termotivasi dengan reward-reward dari luar untuk belajar, kita malah kehilangan fun dari belajarnya itu sendiri. Sementara kalau kita terbiasa termotivasi dari dalam, efek dari belajar ini bisa berlangsung seumur hidup, dan kamu jadi ketagihan belajar seumur hidup kamu; nemu ilmu baru itu kayak nemu mainan baru, rasa senengnya nggak ilang-ilang. Serius Aku

Supaya lebih kebayang apa yang lagi Aku omongin, Aku akan cerita tentang 5 level motivasi; Mulai dari yang paling rendah, yaitu yang paling butuh kontrol dari luar (otonomi paling rendah), sampai motivasi yang paling tinggi, yang sama sekali nggak butuh kontrol dari luar (otonomi paling tinggi). Ini sebenernya bagian dari Self-Determination Theory yang digagas oleh Edward Deci.

Level 0. Amotivated
Untuk yang level 0 ini, nggak perlu dibahas lah ya. Ini level paling rendah, kondisi di mana kamu tidak termotivasi untuk belajar.

Level 1. External
Contoh motivasi eksternal itu adalah, "Aku mau belajar karena Aku akan dikasih duit sama orang tua Aku". Dorongan utama motivasi eksternal ini adalah reward dari luar, biasanya rewardnya ini nggak ada hubungannya sama sekali dengan belajarnya itu sendiri. Motivasi jenis ini merupakan motivasi yang paling membutuhkan kontrol dari luar: Butuh ada orang yang "nyogok" lu untuk belajar supaya lu mau belajar. Tingkat otonominya paling rendah.

Level 2. Introjected
Contoh motivasi jenis ini adalah, "Aku mau belajar demi orang tua Aku". Pernah nggak sih kamu dikasih motivasi dengan diomongin gini: Bayangin orang tua kamu udah ngelahirin elu, ngerawat lu dari kecil sampe sekarang, ngasih makan, bawa kamu ke sekolah biar pinter, dll. Mereka pasti pengen kamu lulus, masuk PTN yang bagus, dll.
Pada level ini, alasan kamu belajar adalah untuk orang lain, bukan untuk diri kamu sendiri. Jadi, masih membutuhkan kontrol dari luar, meskipun nggak setinggi Motivasi Eksternal (level 1). Tingkat otonominya sudah mulai ada sedikit.

Level 3. Identified
Pada level ini, kamu udah bisa melakukan identifikasi bahwa apa yang kamu pelajari itu berkorelasi langsung dengan nilai kamu di sekolah. Jadi kalau kamu belajar supaya dapet nilai yang bagus atau dapet ranking, kamu udah ngerasain motivasi level ini.
Di level ini, kamu udah belajar untuk diri kamu sendiri. Kontrol dari luar sudah berkurang dibanding level 2, tapi masih ada: nilai atau ranking.

Level 4. Integrated
Di level ini, kamu bisa melihat lebih jauh lagi tujuan kamu belajar: Kamu belajar karena pengen jadi ilmuan/dokter/pelukis/koki/dll, karena pelajaran ini nanti berguna buat karir kamu, pengen pinter, pengen berguna buat masyarakat, dll.
Motivasi level 1 sampai level 4 ini adalah motivasi ekstrinsik, di mana kamu termotivasi untuk belajar karena sesuatu di luar belajar itu sendiri. Di antara motivasi ekstrinsik lainnya, Integrated (level 4) ini adalah bentuk motivasi yang paling sedikit membutuhkan kontrol dari luar. Kamu udah punya kesadaran sendiri tentang kenapa kamu pengen belajar, sehingga tingkat otonominya juga lebih tinggi dibanding level 1-3.

Level 5. Intrinsic
Nah, jenis motivasi intrinsik ini lah yang tingkat otonominya paling tinggi, dia nggak membutuhkan kontrol dari luar. Karena di level ini, kamu ngerasain bahwa belajar itu fun, bikin kamu seneng banget ketika kamu bener-bener ngerti sama apa yang dipelajari.
Kamu bayangin the best game yang pernah kamu mainin. FIFA? PES? Angry Birds? DOTA? GTA? Catur? Silent Hill? Kenapa kamu termotivasi banget main itu semua? Padahal, kamu nggak diiming-iming sama nilai, nggak dikasih duit juga untuk main game-game itu, kamu main game juga bukan demi orang tua kamu, dll. Pokoknya kamu pengen aja main game itu karena: fun. Nah, sebenernya dari mana sumber “fun”-nya ini? Pertama, kamu melakukannya karena nggak ada paksaan dari luar. Selain itu, ini yang sangat penting, kamu ngerasa ketika kamu main game tersebut, kamu bisa ngelewatin berbagai challenge yang ada di situ.
Dalam belajar, ini juga bisa terjadi. Kalau dorongan belajar kamu itu muncul dari dalam, justru mungkin banget kamu ngerasa kalau belajar itu “fun”. Reward dalam belajar itu yang paling kuat itu bukan ketika kita dapet nilai 100 di sekolah. Reward dalam belajar itu adalah ketika kamu bisa bilang Anjir Aku ngerti banget konsepnya!!!.
Lima level motivasi ini bisa kita rangkum jadi gambar di bawah ini:


OK. Berikutnya kalau kamu udah tau kalau motivasi intrinsik itu penting, terus gimana kita bisa mencapai itu? Well, mulainya nggak harus langsung termotivasi secara intrinsik. Bisa aja kamu mulai dari level 3 or 4 dulu. Awalnya kamu termotivasi supaya bisa dapet nilai yang bagus di sekolah, atau termotivasi untuk bisa lulus PTN dan masuk jurusan di kampus idaman lu. Mulai dari situ udah lumayan bagus. Tapi trik berikutnya adalah: Jangan belajar cuma untuk bisa jawab soal. Karena kalau kamu belajar cuma untuk bisa jawab soal, kamu akan berpikir untuk nyari trik-trik ngerjain pake rumus cepet lah, ngafalin pake jembatan keledai lah, dan sebagainya. Belajar dengan cara ini nggak akan bikin kamu termotivasi secara intrinsik, yang ada malah kamu eneg banget sama pelajaran itu gara-gara banyak banget yang harus dihafal.
Nah, jadi supaya kamu nyampe ke motivasi level 5, awalnya kamu harus belajar dengan nge-push diri kamu semaksimal mungkin sampe bener-bener ngerti konsepnya. Pas kamu bisa bener-bener ngerti, itu rasanya asik banget, men. Berikutnya, ketika kamu ketemu challenge lagi, kamu push lagi diri kamu sampe bisa, sampe bener-bener ngerti konsepnya. Berkali-kali kayak gitu, nantinya kamu akan ngerasa kalau effort kamu untuk ngerti konsep itu makin lama makin enteng.
Sebenernya sama aja kayak main game. Bayangin game yang dulunya kamu nggak bisa, terus sekarang kamu jago banget. Game apa aja; PC Games (DOTA, AOE, The Sims, dll), Console Games (FIFA, PES, dll), Tablet Games (angry birds, temple run, dll), Catur, Kartu, Sepak Bola, Bola Basket, Tenis, Bulutangkis, apa aja deh. Awalnya kamu nggak bisa apa-apa, terus kamu mulai belajar dari yang simple-simple, terus kamu bisa, seneng kan rasanya? Nah, terus kamu main lagi, pelajarin game-nya, sampe kamu jago. Kenapa kamu mau susah-susah pelajarin game itu sampe kamu bisa jago? Karena motivasi kamu untuk melakukan itu semua datangnya dari dalam diri kamu sendiri.
Nah, belajar tuh juga gitu. Kalau kamu udah ngerasain “fun”-nya belajar, kamu akan ketagihan untuk pengen belajar layaknya ketagihan main game



That's All tentang motivasi kali ini. ohohoohoh.... Ayo mulai belajar dengan fun, pasti seru deh. yeyeeee 
Mulai tanamkan ini pada hati kalian :)

#Zenius